Worldly Life and the Hereafter

Allah says in Quran:

وَمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَهۡوٞ وَلَعِبٞۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

And this life of the world is only amusement and play! Verily, the home of the Hereafter – that is the life indeed (i.e. the eternal life that will never end), if they but knew.

Suruh Al-Ankaboot: Ayah 64

  • Do not mistake the station for the destination.
  • What you lose of time can never be recovered, so be mindful with every hour given to you in this temporary world.
  • This worldly life is no more than a diversion and amusement. But the Hereafter is indeed the real life, if only they knew.

Gambaran Orang Sombong di Akhirat

Daripada Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari datuknya dari Nabi ﷺ bersabda:

يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ

Maksudnya: “Orang-orang sombong dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut bermuka manusia, mereka diliputi kehinaan dari segala penjuru, mereka diiring menuju penjara di neraka jahanam yang bernama Bulas, di atas mereka ada api paling panas, mereka diberi minum muntahan dan darah penduduk neraka yang namanya thinatul khabal.”

Riwayat at-Tirmizi (2492)

  • Sombong adalah sifat Iblis yang merasa dirinya lebih mulia dan lebih baik serta merendahkan orang lain.
  • Marilah kita bersifat Rahmah dengan menjauhi sifat sombong. Sifat sombong itu apabila merasa dirinya lebih baik dari orang lain malah memperlekeh atau merendahkan mereka.

Doa Selepas Tahiyat Akhir (Sebelum Memberi Salam)

Daripada Aisyah R.Anha memberitahu, bahawa Nabi ﷺ berdoa dalam solat sebelum salam:

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Maksudnya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari azab kubur, dan aku berlindung dengan Engkau dari fitnah Dajjal, dan aku berlindung dengan Engkau dari fitnah semasa hidup dan saat kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari perbuatan dosa dan kesusahan hutang.”

Riwayat al-Bukhari (832)

  • Hukum membaca doa selepas tahiyat akhir adalah SUNAT.
  • Inilah waktu yang tidak pernah ditinggalkan dan sering Nabi Muhammad ﷺ amalkan untuk permohonan doa.

Du’a for Protection Against Every Kind of Harm

Uthman bin ‘Affan RA reported, The messenger of Allah ﷺ said:

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُمْسِيَ

If anyone says three times: “In the name of Allah, when Whose name is mentioned nothing on Earth or in Heaven can cause harm, and He is the Hearer, the Knower” he will not suffer sudden affliction till the morning, and if anyone says this in the morning, he will not suffer sudden affliction till the evening.

Sunan Abu Daud (5088)

  • Remember to protect yourselves! The arrows are invisible… but they are real.
  • May Allah protect us from any harm.

Menelusuri Keindahan Al-Quran

Pengenalan:

Al-Quran mempunyai tempat istimewa di hati umat Islam di seluruh dunia. Ia adalah kitab petunjuk ilahi yang penuh dengan hikmah. Artikel ini bertujuan untuk menelusuri keindahan Al-Quran dan impak mendalamnya terhadap kehidupan para Muslimin.

Wahyu Ilahi:

Al-Quran dianggap sebagai firman dari Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (sallallahu ‘alaihi wasallam) melalui malaikat Jibril. Ayat-ayatnya adalah sumber penerangan, petunjuk, dan inspirasi bagi umat Islam. Mengakui sifat ilahi Al-Quran memungkinkan kita untuk menghargai keindahannya dan kepentingannya.

Keunggulan Bahasa:

Al-Quran terkenal dengan keunggulan bahasanya dan kesempurnaannya dalam bahasa Arab. Ayat-ayatnya disusun dengan ritma dan keindahan puitis yang luar biasa. Keindahan bahasa Al-Quran begitu kuat sehingga ia memikat hati dan fikiran pembacanya, membangkitkan emosi dan membangkitkan pemikiran yang mendalam.

Relevan Sepanjang Zaman:

Walaupun diturunkan lebih dari 1,400 tahun yang lalu, Al-Quran tetap relevan dalam semua aspek kehidupan. Ajarannya membahas isu-isu dasar kehidupan manusia, menawarkan panduan mengenai masalah iman, moraliti, hubungan, keadilan sosial, dan perkembangan diri. Hikmah Al-Quran melampaui waktu, memberikan solusi yang abadi untuk cabaran kontemporer.

Peningkatan Spiritual:

Terlibat dengan Al-Quran memiliki dampak mendalam pada perjalanan spiritual seseorang. Ayat-ayatnya menghubungkan pembaca dengan tuhan, memupuk rasa ketenangan, dan ketenteraman yang mendalam. Membaca Al-Quran dalam solat atau dalam refleksi pribadi memperkaya jiwa, memberi makan hati, dan memperkuat hubungan dengan Allah.

Petunjuk dan Hikmah:

Al-Quran berfungsi sebagai panduan menyeluruh dalam kehidupan. Ayat-ayatnya berisi petunjuk, prinsip etika, dan nilai moral yang mendorong kebaikan, keadilan, belas kasihan, dan kerendahan hati. Menjelajahi Al-Quran membantu individu menghadapi kompleksi kehidupan, membuat keputusan yang bijak sesuai dengan ajaran Islam.

Refleksi Diri:

Menghabiskan waktu untuk merenungkan ayat-ayat Al-Quran adalah pengalaman yang mengubah hidup. Setiap ayat memiliki lapisan makna. Dengan memahami tafsir pesan-pesan yang mendalam, individu mendapatkan wawasan, menemukan jawapan atas pertanyaan mereka.

Mencari Ilmu:

Menjelajahi keindahan Al-Quran memerlukan komitmen untuk mencari ilmu. Ini melibatkan mempelajari terjemahan yang terpercaya, memahami konteks ayat-ayat, dan terlibat dengan tafsir oleh ulama yang berpengetahuan. Mencari ilmu memperluas pemahaman kita tentang Al-Quran dan memperdalam penghargaan kita terhadap keindahannya.

Kesimpulan:

Keindahan Al-Quran terletak bukan hanya pada keindahan bahasanya, tetapi juga pada petunjuk dan hikmah yang mendalam yang disampaikannya. Dengan menjelajahi Al-Quran, Muslimin memulai meningkatkan keimanan, refleksi pribadi, dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Al-Quran terus menginspirasi dan membimbing umat Islam, menawarkan ketenangan, arahan, dan hikmah abadi untuk semua aspek kehidupan.

Kebaikan Membawa ke Syurga

Daripada Abdullah (Abdullah bin Mas’ud) RA daripada Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Maksudnya: “Sesungguhnya kebenaran akan membawa kepada kebaikan yang akan menuju ke syurga. Sesungguhnya jika seseorang itu sentiasa berlaku benar sehingga dia akan dikenali sebagai orang yang benar. Sesungguhnya kedustaan itu akan mendorong kepada kejahatan yang akan menuju ke neraka. Sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga dia akan dicatat di sisi Allah SWT sebagai seorang pendusta.”

Riwayat Al-Bukhari (6094)

Maintaining Balance: Islam and Modern Life

Introduction:

In today’s fast-paced and ever-changing world, maintaining a balance between Islamic values and the demands of modern life can be a challenge. This article explores the importance of finding equilibrium between Islam and the complexities of the modern era.

Embracing Islamic Values:

Islam provides a comprehensive framework of principles and guidelines that govern all aspects of life. Embracing Islamic values means upholding faith, honesty, compassion, justice, and kindness in our daily interactions. It involves incorporating these principles into our personal, professional, and social lives, regardless of the rapid changes happening around us.

Seeking Knowledge:

Islam places great emphasis on seeking knowledge. In the context of modern life, this means acquiring both religious and secular knowledge. Muslims are encouraged to pursue education, professional development, and scientific advancements, while ensuring that the pursuit of knowledge remains within the boundaries set by Islamic teachings. By integrating knowledge and wisdom, individuals can navigate the challenges of modern life while staying grounded in their faith.

Prioritizing Spiritual Connection:

Amidst the distractions of modern life, maintaining a strong spiritual connection is crucial. Muslims are encouraged to engage in acts of worship such as daily prayers, reading the Quran, and supplication. Establishing a routine that includes spiritual practices helps individuals find solace, seek guidance, and maintain a sense of purpose. By prioritizing their relationship with Allah, Muslims can navigate the complexities of the modern world while remaining spiritually grounded.

Adapting without Compromising:

Adapting to the modern world does not mean compromising core Islamic values. Islam provides a flexible framework that allows for contextual adaptations while preserving the essence of the faith. Muslims can actively participate in various spheres of modern life while adhering to the teachings of Islam. They can contribute positively to society, engage in meaningful careers, and embrace technology while upholding moral and ethical principles.

Balancing Time and Priorities:

In the hustle and bustle of modern life, it is essential to manage time effectively and prioritize obligations. Muslims are encouraged to strike a balance between their religious duties, family responsibilities, work commitments, and personal pursuits. By managing time wisely, individuals can allocate dedicated moments for worship, spending time with loved ones, fulfilling obligations, and engaging in personal growth, ensuring a harmonious existence.

Conclusion:

Maintaining balance between Islam and modern life is a continuous effort. By embracing Islamic values, seeking knowledge, prioritizing spiritual connection, adapting without compromising, and balancing time and priorities, Muslims can navigate the complexities of the modern world while staying true to their faith. Striking this equilibrium allows individuals to lead fulfilling lives, contribute positively to society, and find inner peace amidst the challenges of the contemporary era.

Doa Dikurniakan Ilmu Pengetahuan

سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ

Maksudnya: “Maha Suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain daripada apa yang Engkau telah ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana”.

Surah Al-Baqarah: Ayat 32

  • Marilah sama-sama kita berdoa kepada Allah agar dikurniakan ilmu dan dapat beramal dengan ilmu yang bermanfaat kerana sesungguhnya ilmu dan hikmah semuanya adalah kepunyaan-Nya.

Racism has no place in Islam

Allah says in Quran:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

O mankind! We have created you from a male and a female, and made you into nations and tribes, that you may know one another. Verily, the most honourable of you with Allāh is that (believer) who has At‑Taqwā [i.e. he is one of the Al‑Muttaqūn (the pious)(1)]. Verily, Allāh is All‑Knower, Well‑Acquainted (with all things)

Surah Al-Hujuraat: Ayah 13

  • Islam does not obligate Muslims to have a single identity only i.e being Muslim, and abolish the others. Islam recognizes the need to have psychological attachments with family, with ethnic and racial groups and regards it as a natural way of being a Muslim. It also allows Muslims to have multiple identities in addition to their family, ethnic and racial group.
  • What Islam forbids is racism, where certain ethnic or religious groups condones injustices, unfair treatment, arrogance, and discrimination against other ethnic or religious groups.
  • Let us continue to build a peaceful society where people of different races, ethnicities, cultural and religious backgrounds can co-exist as one.