Daripada Abu Yahya, iaitu Shuhaib bin Sinan RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Maksudnya: “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur dan itu baik baginya, dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar dan itu pun baik baginya.”
Riwayat Muslim (2999)
- Redha dengan ketentuan adalah konsep menerima dengan ikhlas segala ketetapan yang ditentukan oleh Allah, baik itu berupa kebaikan mahupun ujian. Dalam Islam, redha adalah salah satu sikap yang menunjukkan kepasrahan dan keyakinan penuh terhadap kebijaksanaan Allah dalam menentukan segala sesuatu.
- Redha bukan bererti pasrah tanpa usaha atau membiarkan segala sesuatu terjadi begitu saja tanpa tindakan. Sebaliknya, redha datang setelah usaha terbaik dilakukan, dan hasilnya diserahkan kepada kehendak Allah.
- Instead of saying: “sedang berdamai dengan takdir”. Let’s change the words to : “Ya Allah, aku redha. Aku terima dengan ikhlas ketetapan-Mu.”